jump to navigation

Tsaqifah bani sa’idah 8 Maret 2008

Posted by Syahid. in Sejarah.
Tags: , ,
trackback
Saqifah Bani Saidah adalah nama sebuah tempat bersejarah di Madinah. Bagi kebanyakan jamaah haji, nama saqifah ini tak sekondang tempat bersejarah lainnya, seperti Gunung Uhud (berikut areal makam para syuhada perang Uhud), Masjid Quba, Masjid Qiblatain, kawasan bekas perang Khandaq, atau pemakaman Baqi.Rombongan jamaah haji selalu mengagendakan ziarah ke tempat-tempat itu. Bahkan ada tempat favorit yang tak terkait sejarah Islam, yang justru jadi tujuan ekstra ziarah, yakni Medan Magnet (orang Saudi menyebutnya, Mantiqah Baydha). Medan Magnet ini memikat, kerena mampu mendorong mobil jalan sendiri sampai kecepatan 120 KM per jam. Saqifah Bani Saidah kalah populer dibanding tempat-tempat itu.Tapi bagi mereka yang perhatian pada sejarah awal politik Islam, Saqifah itu memiliki nilai sejarah tersendiri. Di sinilah, Abu Bakar Al-Shiddiq, pertama dibaiat menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Di Saqifah inilah, kalangan sahabat Anshar dan Muhajirin berkumpul, membicarakan siapa pengganti Nabi Muhammad SAW, pada saat jenazah Nabi masih belum dimakamkan. Sehingga bagi sebagian kalangan, perbincangan politik di Saqifah itu mengundang cibiran, ”Urusan jenazah Nabi belum dituntasan, kok sudah bicara kekuasaan.”

Peristiwa Saqifah itu, bagaimanapun, juga menjadi cikal bakal, tumbuhnya benih perpecahan politik-teologis umat Islam, dalam dua faksi besar: Sunni dan Syiah. Bagi kalangan Syiah, kesepakatan politik di Saqifah itu merupakan penyerobotan atas hak Ali bin Abi Thalib, yang dipandang sebagai pewaris dan lebih berhak atas kepemimpinan Islam (imamah) pasca Rasulullah. Bagi kalangan Sunni, peristiwa di saqifah itu jadi obyek kajian menarik untuk mendiskusikan mekanisme pengangkatan pemimpin dalam Islam.

Saqifah itu dulunya berupa tempat mirip aula, ada pula yang kerap dipakai duduk-duduk, berteduh, sambil berbincang. Rasulullah pernah salat di tempat ini, lalu duduk dan minum air. Di Utara Saqifah itu ada sumur milik Bani Saidah. Keluarga Saidah adalah sahabat Nabi yang kerap menemani Nabi duduk-duduk di Saqifah.

Tempat itu kini masih dipertahankan, dikelola, dilestarikan dalam bentuk taman. Posisinya di sisi Barat Daya Masjid Nabawi, berjarak sekitar 200-an meter. Berseberangan jalan dengan Perpustakaan Raja Abdul Aziz. Itulah satu-satunya taman di kawasan tersebut. Bentuknya empat persegi, sekitar 30 x 30 meter.

Beragam tanaman, pot-pot bunga, rumput, pohon kurma, tanaman lidah buaya, dan masih jenis tumbuhan lain, menghijaukan kawasan tersebut. Memberikan kesegaran di tengah kegersangan. Kicauan burung aneka jenis makin menambah riang suasana taman. Suasana demikian ini sulit dijumpai di sudut Madinah lain, yang lebih banyak dipenuhi ‘taman beton’, gunung batu, atau padang gersang.

Reference : Republika

Komentar»

No comments yet — be the first.

Tinggalkan komentar